Senin, 28 Maret 2011

Puisi Wajib (khusus Visualisasi Puisi)


SAJAK UNTUK SEBUAH JALAN
Karya: Aslan Abidin
akan ada saatnya, kami turun ke jalan
menorehkan luka di tembok-tembok, menjeritkan
ketakutan-ketakutan ke langit, atau mungkin
sekadar memukuli tiang-tiang listrik.
mungkin akan ada saatnya kita bersama turun
ke jalan. melihat perempuan-perempuan
yang menjinakkan nasib buas dengan mengangkangkan
kedua paha.
melihat lelaki-lelaki
kurus pulang tengah malam sambil menendangi
kaleng-kaleng kosong –sementara istri-istri mereka di
rumah, dengan bajunya yang longgar, terisak menyusui
harapannya.
mungkin akan ada saatnya
kita bersama turun ke jalan. bukankah cinta
kasih dapat membuat kita lebih dekat, meski
kita dipenjara tembok-tembok? Lihatlah, di jalan ini
aku begitu takut lelah mengibar bendera,
aku begitu cemas jenuh berteriak merdeka
semoga akan ada saatnya kita bersama turun ke jalan.
mendengar percakapan seorang penyair dengan
seorang bocah yang menggambar di pasir
“siapa yang kau gambar, dik?”
“aku menggambar ayah”
“tapi mengapa bertanduk dan berkaki empat?”
“entahlah, aku memang tak pernah melihatnya.”
lalu si bocah kembali bermain:
berlari mengejar debu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar